
Menjelajahi Dunia Aritmatika Sosial: Contoh Soal Matematika Kelas 7 Semester 2 yang Mengasyikkan
Matematika, seringkali dianggap sebagai mata pelajaran yang penuh dengan angka dan rumus rumit, ternyata memiliki sisi yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari kita. Salah satu cabang matematika yang paling relevan dan aplikatif adalah aritmatika sosial. Di kelas 7 semester 2, kita akan mendalami konsep-konsep aritmatika sosial yang membantu kita memahami berbagai transaksi ekonomi, mulai dari membeli barang, menghitung untung rugi, hingga memahami pinjaman dan bunga.
Artikel ini akan menjadi panduan komprehensif bagi siswa kelas 7 semester 2 dalam memahami dan menguasai aritmatika sosial. Kita akan membahas berbagai jenis soal, mulai dari yang paling dasar hingga yang sedikit menantang, lengkap dengan penjelasan langkah demi langkah. Dengan memahami contoh-contoh soal ini, diharapkan siswa tidak hanya mampu menjawab soal ujian, tetapi juga memiliki bekal pengetahuan yang berharga untuk menghadapi berbagai situasi ekonomi di masa depan.
Apa itu Aritmatika Sosial?

Secara sederhana, aritmatika sosial adalah cabang matematika yang mempelajari perhitungan yang berkaitan dengan kegiatan sosial dan ekonomi. Ini mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan uang, perdagangan, keuntungan, kerugian, rabat, bruto, neto, tara, bunga, dan lain sebagainya. Memahami aritmatika sosial membantu kita menjadi konsumen yang cerdas, penjual yang bijaksana, dan individu yang mampu mengelola keuangan dengan baik.
Topik-Topik Utama dalam Aritmatika Sosial Kelas 7 Semester 2:
Sebelum kita masuk ke contoh soal, mari kita tinjau kembali topik-topik utama yang biasanya dibahas dalam aritmatika sosial kelas 7 semester 2:
- Harga Pembelian, Harga Penjualan, Untung, dan Rugi: Konsep dasar dalam perdagangan.
- Rabat (Diskon): Potongan harga yang diberikan oleh penjual.
- Bruto, Tara, dan Neto: Berat kotor, berat kemasan, dan berat bersih suatu barang.
- Bunga Tunggal: Perhitungan bunga yang dihitung dari modal awal saja.
- Persentase: Penggunaan persentase dalam berbagai perhitungan aritmatika sosial.
Mari kita mulai menjelajahi contoh soal yang mencakup topik-topik ini.
>
Bagian 1: Harga Pembelian, Harga Penjualan, Untung, dan Rugi
Ini adalah fondasi dari aritmatika sosial. Memahami hubungan antara harga pembelian, harga penjualan, serta keuntungan atau kerugian adalah kunci.
- Harga Pembelian (HP): Jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu barang.
- Harga Penjualan (HJ): Jumlah uang yang diterima dari penjualan suatu barang.
- Untung: Terjadi jika HJ > HP. Besar untung dihitung dengan rumus: Untung = HJ – HP.
- Rugi: Terjadi jika HP > HJ. Besar rugi dihitung dengan rumus: Rugi = HP – HJ.
- Untung/Rugi dalam Persentase:
- Persentase Untung = (Untung / HP) x 100%
- Persentase Rugi = (Rugi / HP) x 100%
Contoh Soal 1:
Seorang pedagang membeli 5 kg beras dengan total harga Rp 60.000. Kemudian, pedagang tersebut menjual seluruh berasnya dengan total harga Rp 75.000. Hitunglah:
a. Besar keuntungan yang diperoleh pedagang tersebut.
b. Persentase keuntungan yang diperoleh pedagang tersebut.
Pembahasan:
Diketahui:
- Harga Pembelian (HP) = Rp 60.000
- Harga Penjualan (HJ) = Rp 75.000
a. Besar Keuntungan:
Karena HJ > HP, maka pedagang mengalami keuntungan.
Untung = HJ – HP
Untung = Rp 75.000 – Rp 60.000
Untung = Rp 15.000
b. Persentase Keuntungan:
Persentase Untung = (Untung / HP) x 100%
Persentase Untung = (Rp 15.000 / Rp 60.000) x 100%
Persentase Untung = (1/4) x 100%
Persentase Untung = 25%
Contoh Soal 2:
Ibu membeli sebuah televisi seharga Rp 3.500.000. Karena butuh uang mendesak, Ibu menjual televisi tersebut dengan harga Rp 3.000.000.
a. Apakah Ibu mengalami keuntungan atau kerugian? Hitung besarannya.
b. Berapa persentase kerugian yang dialami Ibu?
Pembahasan:
Diketahui:
- Harga Pembelian (HP) = Rp 3.500.000
- Harga Penjualan (HJ) = Rp 3.000.000
a. Keuntungan atau Kerugian:
Karena HP > HJ, maka Ibu mengalami kerugian.
Rugi = HP – HJ
Rugi = Rp 3.500.000 – Rp 3.000.000
Rugi = Rp 500.000
b. Persentase Kerugian:
Persentase Rugi = (Rugi / HP) x 100%
Persentase Rugi = (Rp 500.000 / Rp 3.500.000) x 100%
Persentase Rugi = (5/35) x 100%
Persentase Rugi = (1/7) x 100%
Persentase Rugi ≈ 14.29% (dibulatkan dua angka di belakang koma)
>
Bagian 2: Rabat (Diskon)
Rabat atau diskon adalah potongan harga yang diberikan penjual kepada pembeli. Perhitungan rabat biasanya melibatkan persentase.
- Besar Rabat = Persentase Rabat x Harga Awal
- Harga Setelah Rabat = Harga Awal – Besar Rabat
Contoh Soal 3:
Sebuah toko buku memberikan diskon 15% untuk semua buku. Ani membeli sebuah novel dengan harga awal Rp 80.000. Berapa rupiah yang harus dibayar Ani?
Pembahasan:
Diketahui:
- Harga Awal = Rp 80.000
- Persentase Rabat = 15%
Langkah 1: Hitung Besar Rabat
Besar Rabat = Persentase Rabat x Harga Awal
Besar Rabat = 15% x Rp 80.000
Besar Rabat = (15/100) x Rp 80.000
Besar Rabat = 0.15 x Rp 80.000
Besar Rabat = Rp 12.000
Langkah 2: Hitung Harga Setelah Rabat
Harga Setelah Rabat = Harga Awal – Besar Rabat
Harga Setelah Rabat = Rp 80.000 – Rp 12.000
Harga Setelah Rabat = Rp 68.000
Jadi, Ani harus membayar Rp 68.000 untuk novel tersebut.
Contoh Soal 4:
Seorang pedagang pakaian membeli 10 kodi kaos dengan harga Rp 200.000 per kodi. Karena ada promo, setiap pembelian 5 kodi kaos, pedagang tersebut mendapatkan potongan harga sebesar Rp 50.000. Jika pedagang tersebut membeli 10 kodi kaos, berapa total harga yang harus dibayarnya?
Pembahasan:
Diketahui:
- Harga per kodi = Rp 200.000
- Jumlah pembelian = 10 kodi
- Promo: Potongan Rp 50.000 untuk setiap pembelian 5 kodi.
Langkah 1: Hitung Total Harga Awal
Total Harga Awal = Jumlah pembelian x Harga per kodi
Total Harga Awal = 10 kodi x Rp 200.000/kodi
Total Harga Awal = Rp 2.000.000
Langkah 2: Hitung Total Potongan Harga
Jumlah pembelian 10 kodi berarti pedagang berhak mendapatkan promo sebanyak 10 kodi / 5 kodi = 2 kali.
Total Potongan Harga = 2 x Rp 50.000
Total Potongan Harga = Rp 100.000
Langkah 3: Hitung Total Harga yang Dibayar
Total Harga yang Dibayar = Total Harga Awal – Total Potongan Harga
Total Harga yang Dibayar = Rp 2.000.000 – Rp 100.000
Total Harga yang Dibayar = Rp 1.900.000
>
Bagian 3: Bruto, Tara, dan Neto
Konsep ini sering ditemui saat membeli barang dalam kemasan, seperti gula, beras, atau barang kalengan.
- Bruto: Berat kotor (berat barang beserta kemasannya).
- Tara: Berat kemasan.
- Neto: Berat bersih (berat barang saja).
Hubungannya adalah:
- Bruto = Neto + Tara
- Neto = Bruto – Tara
- Tara = Bruto – Neto
Tara seringkali dinyatakan dalam bentuk persentase dari bruto.
Contoh Soal 5:
Sebuah karung berisi gula pasir memiliki berat bruto 51 kg. Jika tara karung tersebut adalah 2%, hitunglah:
a. Berat tara karung.
b. Berat neto gula pasir.
Pembahasan:
Diketahui:
- Bruto = 51 kg
- Persentase Tara = 2%
a. Berat Tara:
Tara = Persentase Tara x Bruto
Tara = 2% x 51 kg
Tara = (2/100) x 51 kg
Tara = 0.02 x 51 kg
Tara = 1.02 kg
b. Berat Neto:
Neto = Bruto – Tara
Neto = 51 kg – 1.02 kg
Neto = 49.98 kg
Contoh Soal 6:
Seorang pedagang membeli 10 kaleng biskuit. Setiap kaleng memiliki berat neto 400 gram dan berat tara 50 gram. Hitunglah:
a. Berat bruto satu kaleng biskuit.
b. Berat neto seluruh biskuit.
c. Berat bruto seluruh biskuit.
Pembahasan:
Diketahui:
- Neto per kaleng = 400 gram
- Tara per kaleng = 50 gram
- Jumlah kaleng = 10
a. Berat bruto satu kaleng biskuit:
Bruto = Neto + Tara
Bruto = 400 gram + 50 gram
Bruto = 450 gram
b. Berat neto seluruh biskuit:
Berat neto seluruhnya = Neto per kaleng x Jumlah kaleng
Berat neto seluruhnya = 400 gram/kaleng x 10 kaleng
Berat neto seluruhnya = 4000 gram (atau 4 kg)
c. Berat bruto seluruh biskuit:
Berat bruto seluruhnya = Bruto per kaleng x Jumlah kaleng
Berat bruto seluruhnya = 450 gram/kaleng x 10 kaleng
Berat bruto seluruhnya = 4500 gram (atau 4.5 kg)
Atau bisa juga dihitung dengan:
Berat bruto seluruhnya = Berat neto seluruhnya + Berat tara seluruhnya
Berat tara seluruhnya = Tara per kaleng x Jumlah kaleng = 50 gram/kaleng x 10 kaleng = 500 gram
Berat bruto seluruhnya = 4000 gram + 500 gram = 4500 gram.
>
Bagian 4: Bunga Tunggal
Bunga tunggal adalah bunga yang dihitung berdasarkan modal awal saja. Ini sering ditemui dalam tabungan atau pinjaman sederhana.
- Besar Bunga = Modal x Tingkat Bunga per Periode x Jumlah Periode
- Jumlah Uang di Akhir Periode = Modal + Besar Bunga
Tingkat bunga biasanya diberikan dalam persentase per tahun (p.a. – per annum).
Contoh Soal 7:
Budi menabung uang sebesar Rp 5.000.000 di bank dengan suku bunga tunggal 6% per tahun. Berapa jumlah tabungan Budi setelah 3 tahun?
Pembahasan:
Diketahui:
- Modal (Pokok Tabungan) = Rp 5.000.000
- Tingkat Bunga Tahunan = 6% = 0.06
- Jangka Waktu = 3 tahun
Langkah 1: Hitung Besar Bunga per Tahun
Bunga per Tahun = Modal x Tingkat Bunga Tahunan
Bunga per Tahun = Rp 5.000.000 x 0.06
Bunga per Tahun = Rp 300.000
Langkah 2: Hitung Total Bunga Selama 3 Tahun
Total Bunga = Bunga per Tahun x Jangka Waktu
Total Bunga = Rp 300.000 x 3
Total Bunga = Rp 900.000
Langkah 3: Hitung Jumlah Tabungan Akhir
Jumlah Tabungan Akhir = Modal + Total Bunga
Jumlah Tabungan Akhir = Rp 5.000.000 + Rp 900.000
Jumlah Tabungan Akhir = Rp 5.900.000
Contoh Soal 8:
Sebuah koperasi memberikan pinjaman kepada anggotanya sebesar Rp 2.000.000 dengan bunga tunggal 1.5% per bulan. Jika Bapak Ahmad meminjam uang tersebut selama 8 bulan, berapa total uang yang harus dikembalikannya?
Pembahasan:
Diketahui:
- Modal Pinjaman = Rp 2.000.000
- Tingkat Bunga Bulanan = 1.5% = 0.015
- Jangka Waktu = 8 bulan
Langkah 1: Hitung Besar Bunga per Bulan
Bunga per Bulan = Modal Pinjaman x Tingkat Bunga Bulanan
Bunga per Bulan = Rp 2.000.000 x 0.015
Bunga per Bulan = Rp 30.000
Langkah 2: Hitung Total Bunga Selama 8 Bulan
Total Bunga = Bunga per Bulan x Jangka Waktu
Total Bunga = Rp 30.000 x 8
Total Bunga = Rp 240.000
Langkah 3: Hitung Total Uang yang Harus Dikembalikan
Total Uang yang Harus Dikembalikan = Modal Pinjaman + Total Bunga
Total Uang yang Harus Dikembalikan = Rp 2.000.000 + Rp 240.000
Total Uang yang Harus Dikembalikan = Rp 2.240.000
>
Bagian 5: Soal Campuran dan Penerapan Lanjutan
Soal-soal aritmatika sosial seringkali menggabungkan beberapa konsep sekaligus, atau memerlukan pemikiran yang lebih mendalam.
Contoh Soal 9:
Pak Budi membeli 10 lusin pensil dengan harga Rp 18.000 per lusin. Sebagian pensil mengalami kerusakan sehingga 20 pensil tidak dapat dijual. Pak Budi menjual sisa pensilnya dengan harga Rp 2.000 per buah. Hitunglah keuntungan atau kerugian Pak Budi jika ia berhasil menjual semua pensil yang tidak rusak.
Pembahasan:
Diketahui:
- Jumlah lusin pensil = 10 lusin
- Harga per lusin = Rp 18.000
- Jumlah pensil rusak = 20 buah
- Harga jual per buah = Rp 2.000
Langkah 1: Hitung Harga Pembelian Total
1 lusin = 12 buah
Total pensil = 10 lusin x 12 buah/lusin = 120 buah
Harga Pembelian Total = 10 lusin x Rp 18.000/lusin
Harga Pembelian Total = Rp 180.000
Langkah 2: Hitung Jumlah Pensil yang Dijual
Jumlah pensil yang dijual = Total pensil – Jumlah pensil rusak
Jumlah pensil yang dijual = 120 buah – 20 buah
Jumlah pensil yang dijual = 100 buah
Langkah 3: Hitung Harga Penjualan Total
Harga Penjualan Total = Jumlah pensil yang dijual x Harga jual per buah
Harga Penjualan Total = 100 buah x Rp 2.000/buah
Harga Penjualan Total = Rp 200.000
Langkah 4: Tentukan Keuntungan atau Kerugian
Karena Harga Penjualan Total (Rp 200.000) > Harga Pembelian Total (Rp 180.000), maka Pak Budi mengalami keuntungan.
Keuntungan = Harga Penjualan Total – Harga Pembelian Total
Keuntungan = Rp 200.000 – Rp 180.000
Keuntungan = Rp 20.000
Contoh Soal 10:
Seorang pedagang menjual sebuah mesin cuci seharga Rp 2.400.000. Dengan harga jual tersebut, pedagang mengalami kerugian sebesar 4%. Berapa harga pembelian mesin cuci tersebut?
Pembahasan:
Diketahui:
- Harga Penjualan (HJ) = Rp 2.400.000
- Persentase Rugi = 4%
Jika rugi 4%, berarti harga jual adalah 100% – 4% = 96% dari harga pembelian.
Maka, kita bisa membuat persamaan:
96% x Harga Pembelian (HP) = Harga Penjualan (HJ)
0.96 x HP = Rp 2.400.000
Untuk mencari HP, kita bagi Harga Penjualan dengan 0.96:
HP = Rp 2.400.000 / 0.96
HP = Rp 2.400.000 / (96/100)
HP = Rp 2.400.000 x (100/96)
HP = Rp 240.000.000 / 96
HP = Rp 2.500.000
Jadi, harga pembelian mesin cuci tersebut adalah Rp 2.500.000.
Contoh Soal 11:
Sebuah toko elektronik menawarkan televisi dengan harga Rp 3.000.000. Toko tersebut memberikan diskon 10% untuk pembelian tunai. Namun, jika pembelian dilakukan secara kredit, konsumen harus membayar uang muka sebesar 20% dan sisanya dicicil selama 10 bulan dengan bunga tunggal 1% per bulan.
a. Berapa harga yang harus dibayar jika membeli secara tunai?
b. Berapa total uang yang harus dibayar jika membeli secara kredit?
Pembahasan:
Diketahui:
- Harga Normal Televisi = Rp 3.000.000
- Diskon Tunai = 10%
- Uang Muka Kredit = 20%
- Bunga Kredit Bulanan = 1% per bulan
- Jangka Waktu Kredit = 10 bulan
a. Pembelian Tunai:
Besar Diskon = 10% x Rp 3.000.000 = 0.10 x Rp 3.000.000 = Rp 300.000
Harga Tunai = Harga Normal – Besar Diskon
Harga Tunai = Rp 3.000.000 – Rp 300.000
Harga Tunai = Rp 2.700.000
b. Pembelian Kredit:
Langkah 1: Hitung Uang Muka
Uang Muka = 20% x Rp 3.000.000 = 0.20 x Rp 3.000.000 = Rp 600.000
Langkah 2: Hitung Sisa Pembayaran (Pokok Pinjaman Kredit)
Sisa Pembayaran = Harga Normal - Uang Muka
Sisa Pembayaran = Rp 3.000.000 - Rp 600.000 = Rp 2.400.000
Langkah 3: Hitung Bunga Total Selama 10 Bulan
Bunga per Bulan = 1% x Sisa Pembayaran = 0.01 x Rp 2.400.000 = Rp 24.000
Bunga Total = Bunga per Bulan x Jangka Waktu
Bunga Total = Rp 24.000 x 10 = Rp 240.000
Langkah 4: Hitung Total Uang yang Harus Dibayar (Termasuk Uang Muka)
Total yang Dibayar Kredit = Uang Muka + Sisa Pembayaran + Bunga Total
Total yang Dibayar Kredit = Rp 600.000 + Rp 2.400.000 + Rp 240.000
**Total yang Dibayar Kredit = Rp 3.240.000**
>
Penutup
Aritmatika sosial adalah bagian penting dari kehidupan kita. Dengan memahami konsep-konsep seperti harga pembelian, harga penjualan, untung, rugi, rabat, bruto, tara, neto, dan bunga, kita dapat membuat keputusan finansial yang lebih bijak. Contoh-contoh soal di atas diharapkan dapat membantu siswa kelas 7 semester 2 dalam menguasai materi ini. Ingatlah untuk selalu teliti dalam membaca soal, mengidentifikasi informasi yang diberikan, dan menerapkan rumus yang tepat. Latihan soal yang konsisten adalah kunci keberhasilan dalam matematika. Selamat belajar!
